Lupin Manis Australia – Pilihan baru bagi pecinta tempe Indonesia.
Tempe telah dibuat di Indonesia sejak seribu tahun yang lalu atau bahkan lebih. Selain Kedelai yang digunakan untuk membuat tempe yang baik, beberapa biji-bijian dan kacang-kacangan (seperti kacang hijau, kacang tanah, jagung dan lainya) juga dapat digunakan untuk membuat tempe. Dari semua itu, penelitian menunjukan bahwa alternatif paling dekat dengan Kedelai adalah Lupin. Kacang Lupin sendiri sudah menjadi makanan manusia selama ribuan tahun, tetapi dianggap pahit sampai petani Australia mengembangkan Lupin Manis Australia. Dengan menggunakan pembiakan selektif selama bertahun-tahun, Lupin telah terbukti dapat menghasilkan tempe yang sangat mirip dengan tempe dari Kedelai, namun pembuatannya lebih mudah dan lebih bergizi. Tersedianya ragam pilihan tentunya lebih baik, karena tidak semua orang memiliki selera yang sama. Jadi, rakyat Indonesia sekarang mempunyai pilihan ketika membeli Tempe. Pilihan baru tersebut adalah tempe yang terbuat dari kacang Lupin. Kacang bersih dan alami yang tumbuh di Australia. Tampilan dan rasa mirip dengan kedelai tetapi memiliki tambahan manfaat bagi kesehatan. Tidak seperti Kedelai, Lupin merupakan tanaman alami dan bukan merupakan produk hasil modifikasi genetik. Meskipun kandungan protein kedua jenis kacang tersebut hampir sama, tetapi Lupin memiliki kandungan serat yang lebih tinggi yang tentunya sangat bermanfaat bagi pencernaan. Jumlah kandungan lemak yang lebih rendah juga sangat baik untuk mengontrol berat badan. Manfaat selanjutnya adalah Non-kolesterol yang berarti Kacang Lupin juga baik untuk Jantung anda. Kabar baik bagi mereka yang alergi dengan Gluten, Kacang Lupin tidak mengandung Gluten sehingga aman untuk dikonsumsi. Sebagian besar Kedelai yang digunakan di Indonesia untuk bahan baku tempe merupakan produk impor. Kedelai domestik juga digunakan untuk menghasilkan tempe, tetapi sebagian besar digunakan untuk bahan pembuatan Tahu. Fakta bahwa bangsa Indonesia tergantung pada impor Kedelai sering menyebabkan masalah bagi para pembuat tempe dalam beberapa tahun terakhir. Kedelai merupakan komoditas perdagangan dunia dengan harga yang fluktuatif tergantung dengan permintaan global. Terkadang harga Kedelai yang begitu tinggi membuat pengrajin tempe menghentikan produksinya. Sampai bangsa Indonesia bisa swasembada Kedelai, menjadi rasional untuk memiliki pilihan alternatif bahan baku tempe. Hal ini untuk menjamin keamanan pasokan bahan jika Kedelai tidak tersedia atau harga terlalu tinggi. Tanaman Lupin hanya tumbuh dalam skala besar di Australia Barat. Meskipun dapat diproduksi cukup untuk menggantikan semua Kedelai impor, Lupin bukan merupakan komoditas perdagangan dunia dan memiliki harga yang lebih stabil yang umumnya jauh lebih rendah dibandingkan harga Kedelai. Sangat menarik untuk dicatat bahwa Australia Barat secara geografis sangat dekat dengan Indonesia (dalam lingkungan yang sama), sehingga waktu dan biaya transportasi Lupin ke Indonesia dapat lebih cepat dan lebih murah. Saat ini, banyak perajin tempe di Indonesia telah mulai membuat Tempe Lupin dan mencoba menentukan rasa yang paling sesuai dengan cita-rasa dan pilihan masing-masing daerah. Seiring dengan waktu, Lupin akan menjadi jauh lebih baik sebagai subtititusi terbaik dari Kedelai untuk bahan pembuatan Tempe.
-
Dimana tempe Lupin dibuat di Indonesia?
Bangsa Indonesia sangat bangga dengan Tempe sebagai ikon pangan nasional yang telah berumur 1000 tahun. Oleh sebab itu, team dari Primkopti Jakarta bersama Lupin Food Australia berpendapat tidak baik merubah bahan baku tempe secara serta-merta. Akan lebih baik membiarkan rakyat Indonesia menilai dan beradaptasi dengan Lupin, melakukan uji coba resep untuk menyesuaikan dengan selera setempat dan bahkan mengembangkan turunan baru tempe yang tentunya orang akan menyukainya. Begitulah cermin bagaimana bangsa Indonesia beradaptasi dengan perubahan dan pengaruh luar selama ini. Apakah itu kepercayaan, kesenian, tarian, bahasa bahkan juga makanan, semua hal baru yang berasal dari luar tersebut secara perlahan diserap, dikembangkan dan disesuaikan dengan kebudayaan setempat. Biasanya hasilnya justru lebih baik dari aslinya! Sehingga Lupin diperkenalkan secara bertahap dan santai. Ini juga akan memungkinkan pengrajin tempe dapat menggunakan keahliannya untuk menyempurnakan resep dan bagi konsumen dapat memutuskan apakah mereka menyukai tempe tersebut atau sebaliknya. Hal ini juga penting untuk menyakinkan bahwa adanya keikutsertaan pengrajin tempe yang berasal dari daerah yang berbeda untuk menyesuaikan tempe lupin dengan selera setempat. Jadi selama akhir 2013 dan awal 2014 dilakukan pengiriman pertama lupin ke Bali, sebagian Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pertanyaannya mengapa daerah tersebut yang dipilih? Selama beberapa tahun terakhir ini pengrajin tempe dari daerah-daerah tersebut yang pertama menunjukan keinginannya untuk mencoba membuat tempe Lupin. Setelah sukses dalam percobaan skala kecil, mereka ingin membuat dalam skala yang lebih besar! Jawa Tengah juga merupakan salah satu sentra penghasil tempe terbaik dan banyak pengrajin tempe di Indonesia memiliki akar keluarga dari daerah ini. Sehingga tentunya sangat beralasan jika daerah ini menjadi asal berkembangnya tempe Lupin. Dengan bimbingan para pengurus KOPTI ditingkat propinsi – PUSKOPTI, pembuat tempe di daerah dapat membeli kacang Lupin di gudang Primkopti di daerah tersebut. Melalui website ini juga, kami berusaha tidak hanya menyajikan informasi dimana sajakah tempe Lupin disediakan, tetapi termasuk juga tanggapan pengrajin dan konsumen tentang tempe Lupin ini. Kami akan menyajikan pengalaman, pendapat dan tanggapan mereka mengenai tempe Lupin. Bila anda merupakan pembuat tempe di daerah-daerah yang disebut diatas, anda dapat menghubungi kantor PRIMKOPTI setempat untuk memperoleh pasokan Lupin. Mereka juga akan membantu anda dengan informasi yang tepat mengenai standard resep di daerah tersebut karena masing-masing daerah memiliki perbedaan suhu, kualitas air dan keinginan rasa yang berbeda satu dengan lainnya. Untuk pencinta tempe di daerah lainnya, sementara ini nikmati dulu tempe kedelai dan dalam waktu dekat Lupin akan segera tersedia untuk anda. -
Kerjasama antara Lupin Foods
Australia (LFA) dan Koperasi Pengrajin Tempe Indonesia (KOPTI). LFA merupakan perusahaan swasta yang dimiliki oleh koperasi petani Australia Barat. KOPTI juga merupakan koperasi yang mewakili pembuat tempe di Indonesia. Jadi pengenalan Lupin di Indonesia berawal dari petani dan pembuat tempe yang bekerja sama. Sinergi yang menyenangkan. Organisasi akar rumput Australia dan Indonesia bekerja sama yang tentunya menguntungkan semua pihak. Sejauh ini, tidak semua organisasi KOPTI (GAKOPTI) menjadi bagian dari kerjasama ini tetapi terbatas pada daerah yang termasuk dalam kesepakatan awal. Petani di Australia siap melakukan kerjasama sejenis dengan seluruh KOPTI di seluruh Indonesia. Bagi petani di Australia Barat, mereka ingin menanam Lupin sebagai bagian rotasi tananam di daerah yang merupakan sentra penghasil gandum yang juga merupakan tanaman utama. Menariknya, banyak gandum hasil dari daerah ini juga telah dikonsumsi rakyat Indonesia sebagai bahan pembuatan Mie dan roti yang anda makan. Petani perlu melakukan rotasi tanaman untuk mendapatkan panen gandum yang baik. Mereka menggunakan berbagai macam tananam selingan seperti canola, barley dan lainnya. Tetapi dari semua itu, Lupin memberikan keuntungan lebih yaitu lebih memberi nutrisi pada tanah. Petani berharap dengan permintaan Lupin meningkat, mereka dapat menanam lebih banyak Lupin untuk dipasok ke Indonesia dan juga dunia dengan tanaman pangan sehat yang luar biasa ini. Bagi KOPTI yang bertanggung jawab untuk mewakili kepentingan pada anggotanya, Lupin merupakan pilihan baru bagi pengrajin tempe yang sangat dapat meningkatkan kelangsungan usaha mereka. Jadi KOPTI memainkan peran aktif dan supportif dalam membantu pengrajin tempe belajar dan memperoleh manfaat dari kacang Lupin. Juga memberi keuntungan bagi KOPTI sendiri sebagai koperasi yang juga memerlukan biaya operasional. Petani LFA telah menyepakati bahwa seluruh distribusi Lupin hanya melalui perwakilan atau cabang KOPTI. KOPTI hanya akan mengambil sedikit margin keuntungan dari harga jual yang tentunya dapat digunakan untuk mendanai pekerjaan yang penting bagi anggota-anggotanya, pengrajin tempe. Distribusi lupin dalam kerangka kerjasama ini sangat sederhana dan supply chain yang transparan yaitu LFA – Importir – KOPTI – Konsumen (need to change to ‘pengrajin tempe’ in case Consumer changed to Tempe Maker). Sebagai konsumen, kita tentunya akan mendapat harga yang sangat adil dan pastinya murah. -
Bagaimana tampilan dan rasa Tempe Lupin?
Selama beberapa tahun terakhir banyak usaha yang telah dilakukan oleh pak Haji Slamet–(PRIMKOPTI Jakarta Pusat) dan teamnya sebagai ahli tempe untuk mengembangkan Tempe Lupin yang rasanya akan diterima oleh masyarakat Indonesia. Usaha yang cukup panjang dan sukar dengan hasil awal yang cukup baik meskipun tidak dalam level kualitas yang dapat diterima. Selama akhir tahun 2012, pak Haji dan team memperkenalkan hasilkan yang sangat mengesankan, tetapi memiliki kelemahan karena tergantung pada sisa air dari rendaman kedelai yang digunakan dalam proses tersebut. Ahli teknologi pangan Australian kemudian berhasilkan menemukan penyebabnya dimana peningkatan kualitas dikarena kadar keasaman (pH) air rendaman kedelai. Pak Haji dan team kemudian menguji air baku biasa di Jakarta dan baru menyadari bahwa air ledeng, air sumur, air sungai dan lainnya semua dapat digunakan untuk perendaman kacang Lupin pra-fermentasi dengan baik selama air itu tidak direbus. Sementara itu, Australia Lupin Foods melakukan modifikasi pabrik yang cukup mahal untuk memisahkan cangkang dengan kacang lupin agar menghasilkan ukuran biji Lupin yang tepat. Lupin yang bersih dan memiliki ukuran biji yang seragam dapat meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan. Hal yang paling menarik adalah bahwa cara pembuatan tempe Lupin menjadi tiba-tiba lebih cepat dan mudah dengan hasil yang fantastik baik dari sisi tampilan, rasa maupun tekstur tempe tersebut. Berbeda dengan Kedelai, proses fermentasi Lupin lebih cepat yaitu cukup 24 jam, bandingkan dengan 36 jam pada Kedelai dengan umur simpan yang sama. Tahap selanjutnya, Tempe Lupin dibuat di Jakarta, Bali, Malang, Semarang dan Surabaya menggunakan resep baru. Bahkan mereka yang semula tak percaya mengakui tempe Lupin sangat baik. Paling penting, anggota masyarakat sekitar dan keluarga pembuat tempe yang mendapat kesempatan mencoba Tempe baru tersebut. Mereka sepakat, tampilan menarik dan rasa asyik dari tempe Lupin. Percobaan ini juga dilakukan pada beberapa kota lain dengan air ledeng, air sungai dan air sumur dengan temperatur yang berbeda untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari lingkungan yang berbeda tersebut. Hasilnya, terdapat perbedaan dari sisi lamanya perendaman akibat adanya perbedaan air dan suhu. Proses perendaman di kota yang lebih dingin seperti Malang membutuhkan waktu yang lebih lama. Itu yang menjadi alasan mengapa dalam resep dinyatakan 12-15 jam, bukan hanya 12 jam. Seluruh pembuat tempe harus mengecek lamanya waktu perendaman tersebut untuk memastikan tempe terbaik di daerah tersebut. Ada perbedaan jumlah ragi yang digunakan, dengan sedikit tambahan dibandingkan dengan yang digunakan pada Kedelai. Faktor lain yang ditemukan selama pengembangan Tempe Lupin adalah bahwa banyak pembuat tempe menggunakan air mentah ketika mereka membuat ragi basah. Ragi yang telah dilarutkan dengan air tersebut selanjutnya digunakan untuk melapisi Kacang Kedelai atau Lupin. Sayangnya hal tersebut juga membuat organisme dalam air ikut pada proses fermentasi dan bersaing dengan Ragi. Akibatnya rasa tempe tidak terlalu enak. Adalah penting untuk mencegah hal tersebut dalam pembuatan tempe Lupin. Setelah merendam, Lupin perlu direbus selama beberapa menit untuk membunuh semua organisme dalam air mentah dan air ragi juga harus direbus sehingga hanya ada Ragi dalam proses fermentasi tanpa organisme lainnya (tidak ada organisme air yang mempengaruhi rasa). Begitulah, serangkaian cerita bagaimana Tempe Lupin dikembangkan dan mengapa rasanya begitu enak dengan proses pembuatan yang sederhana. Tidak perlu mencuci Lupin karena dikirim dalam keadaan bersih tanpa debu atau apapun. Rendam mereka semalaman, didihkan selama 15 menit dan tambahkan Ragi. Begitu mudah dan cepat. Jadi bagaimana tampilan Lupin? Lupin memiliki warna kuning atau keemasan yang lebih terang dari kedelai yang lebih berwarna putih/kuning. Sulit membedakan Tempe Lupin dan Tempe Kedelai pada saat Tempe dalam keadaan utuh. Tetapi ketika dipotong, warna kuning terang Lupin akan terlihat diantara jamur putih. Banyak orang menyukai warna keemasan tersebut, sementara yang lain lebih memilih tampilan seperti tempe Kedelai. Memang ini pilihan personal. Seperti apa rasanya? Selama tahun 2013 dari ratusan orang yang telah mencicipi tempe Lupin yang dibuat dengan resep baru. Mereka tidak melihat banyak perbedaan dengan tempe umumnya. Sama rasanya dengan tempe Kedelai. Bahkan banyak yang lebih memilih Tempe Lupin karena menurut mereka kacangnya lebih terasa. Dengan semakin banyak orang Indonesia mengkonsumsi tempe maka di tahun-tahun kedepan akan terlihat apakah orang akan lebih memilih tempe tradisional dari kedelai atau tempe lupin. Pilihan rasional tentunya. Tapi yang lebih penting, sekarang tersedia pilihan tempe. Seperti apa teksturnya? Pada dasarnya sama dengan tempe Kedelai, meskipun sebagian beranggapan tempe Lupin sedikit lebih lengket. Anggapan yang mungkin tidak salah, sehingga hal ini memotivasi pak Haji dan teamnya untuk memperbaiki hal tersebut. Para ahli pembuat tempe di Malang dan Jawa Tengah pun sedang bekerja untuk itu. Inilah ciri khas orang Indonesia bahwa sesuatu yang baru seperti tempe Lupin merupakan tantangan bagaimana menyempurkannya dan membuatnya cocok bagi Indonesia. Proses integrasi dan penyesuaian tempe Lupin tersebut akan tetap berlangsung di beberapa tahun kedepan sampai para ahli dapat beradaptasi dan menyesuaikan cara kerjanya. Tentunya dengan hasil yang manis.